Sabtu, 03 Maret 2012

Si Putih yang Sombong

Seorang anak kecil meletakkan sebuah kotak krayon yang baru saja ia beli di atas meja belajarnya. Sebelum dia ingin menggambar, dia berpikir, “bagaimana kalau aku bermain dulu. Kalau sudah selesai bermain, baru aku mulai menggambar.” Dia kemudian beranjak keluar dari kamarnya. Ajaibnya, sesuatu dari dalam kotak krayon keluar. “akhirnya, kita bebas!” kata sebuah krayon berwarna merah. Krayon yang lain menyusul keluar, bergerak dan dapat hidup.
    Rupanya, sebuah krayon berwarna putih naik dan berdiri di atas beberapa tumpukan buku. Tentunya, itu menarik perhatian krayon yang lainnya. “wahai sahabat sahabat krayonku, lihatlah warnaku yang putih bersih ini. Sungguh suci dan terhindar dari noda noda berwarna..” krayon lainnya hanya mengerutkan dahi ketika mendengar perkataan krayon putih. Tidak semua krayon yang mendengarkan perkataan si putih. Maka, si putih mencari akal untuk menarik semua perhatian krayon. “wahai sobatku, janganlah sampai kalian berwarna seperti si hitam itu!” si hitam terkejut mendengar perkataan si putih yang menyinggung. “sungguh kotor, hitam, tidak sebersih aku.. Bagaimana bisa warnanya sampai sehitam itu?”
    Si hitam hanya tertunduk malu. “hei, putih! Janganlah kamu menyombongkan dirimu! Karena sesungguhnya kita semua sesama krayon..” si hijau menasihati si putih. Si putih bertolak pinggang. Dia tersenyum puas telah mendapat perhatian dari para krayon. Dari balik pintu, terdengar suara anak tadi. Semua krayon kembali ke dalam kotaknya. Di dalam kotak, si putih masih saja menyombongkan diri. “pasti nanti aku yang akan dipilih duluan oleh si anak. Siapa juga yang akan memilih si hitam yang penuh noda?” sekali lagi, hitam malu dan nyaris menyembunyikan dirinya.
    Tapi, ketika si anak mengambil kertas dan membuka kotak krayonnya, anak kecil itu memilih si hitam terlebih dahulu.”aku ingin menggambar bunga di padang rumput.” Si putih begitu kaget dan tidak percaya begitu melihat si hitam di pakai untuk menggambar paling dahulu. “kemudian, warna merah untuk mewarnai kelopak bunganya.” Terkejutnya lagi si putih bahwa bukan dia yang dipilih setelah si hitam. Si putih berfikir, pasti setelah ini yang dipilih adalah aku.. “dan warna hijau untuk batang dan daunnya.” Si putih akhirnya menghela napas panjang setelah tau dirinya tidak dipilih oleh si anak.
    Setelah menempel gambarnya di dinding kamar, si anak mematikan lampu dan beranjak ke atas tempat tidur untuk tidur siang. Semua krayon keluar lagi dari kotaknya. Mereka mengobrol dan kembali bermain. Hanya si putih yang mengasingkan dirinya di samping tempat pensil sambil menangis tersedu sedu.
    Dan.. sesuatu yang hangat menggenggam tangannya. “ayo, putih kita bermain bersama.” Tak disangka, yang mengajak main putih adalah si hitam. Mereka akhirnya bermain bersama. Di dalam hati kecil si putih, dia mengucapkan permintaan maaf kepada si hitam.
***************************************************************************************************************
A little boy put a box of crayons that he had just purchased at the desk. Before he wanted to draw, he thought, "what if I play first. When you finish playing, then I started to draw. "He then went out of his room. Miraculously, something out of the crayon box. "Ultimately, we are free!" Said a red crayon. The others will come out crayons, move and be alive.Apparently, a white crayon up and stood on a pile of books. Of course, it attracted the attention of the other crayons. "O friend of friends krayonku, look at my color is pure white. It's sacred and protected from stains color stains .. "more crayons only frowned when he heard the words of a white crayon. Not all who hear the words of the crayon and white. Thus, the white look for a way to attract all the attention crayons. "O my dear, until you do not like the color black!" The black and white was surprised to hear the offending words. "Really dirty, black, not as clean as I .. How can the color to black as it is? "The black just shy downcast. "Hey, White! Do you boast about yourself! Because actually we are all fellow crayons .. "the counsel of the green and white. The white hands on her hips. He smiled with satisfaction has received attention from the crayons. From behind the door, the boy's voice. All the crayons back into the box. Inside the box, the white is just bragging. "I'll definitely be selected first by the child. Anyone who would choose the black-stained? "Once again, black shy and almost hides itself.But, when the boy took the paper and opened the crayon box, the little boy chose the first black. "I want to draw a flower in a meadow." The white was so shock and disbelief at the sight of the black man in wear for the first draw. "Then, the red color to color the petals." Shocked again the white that he was not selected after the black. The white thinking, surely this is selected after me .. "And the color green for the stems and leaves." The White finally took a deep breath after know he was not chosen by the child.After sticking the pictures on the walls of the room, the boy turned off the lights and went to the bed for a nap. All the crayons out of the box again. They chat and play again. Only alienate the white pencil beside him wept bitterly.And .. something to warm her hands. "Come on, white we play together." Not unexpectedly, the main take is the black and white. They end up playing together. In the hearts of the little white, she would like an apology to the black. (google translate)

Putri Buruk Rupa

Pangeran Purna adalah seorang yang manja dan mudah takut akan hewan hewan buas. Selain itu, dia tidak pandai berburu. Maka dari itu, Pangeran Purna selalu dikawal oleh pasukan pasukan terlatih yang setia melindungi Pangeran Purna saat berlatih berburu.
    Suatu hari, seperti biasa, Pangeran Purna pamit kepada ayahandanya, Raja Kawi untuk pergi berlatih berburu. Tetapi kali ini, Pangeran Purna tidak ingin pasukan pasukannya mengawalnya lagi. “tetapi, pangeran. Hutan adalah tempat yang berbahaya untukmu.” Jelas Raja Kawi. Pangeran Purna tetap membantah dan ingin pergi berburu sendirian.
    “aku sudah cukup pandai berburu, Ayahanda! Percayalah padaku!” pinta Pangeran Purna.
    Karena tidak ada pilihan lain, Raja Kawi akhirnya mengijinkan Pangeran Purna untuk berburu sendirian. Tetapi tidak hanya itu, Raja Kawi mengutus seorang pasukan yang terlatih untuk melindungi Pangeran Purna secara diam diam.
    Dengan beberapa perlengkapan senjata, Pangeran Purna menunggangi kudanya dan pergi berangkat menuju Hutan Gelam di belakang istana. Lama sekali Pangeran Purna tidak mendapatkan seekor buruan yang pantas untuk dia buru, hingga akhirnya dia berniat untuk beristirahat di bawah sebuah pohon Ek yang cukup besar. Dia mengikat kudanya di salah satu batang pohon Ek lalu duduk beristirahat dengan santai.
    Angin sepoi yang dia rasakan membuat mata Pangeran Purna menjadi berat. Baru saja memasuki alam tidur, dia dibangunkan oleh rasa lapar yang membuat perutnya keroncongan. “mengapa perutku menjadi lapar disaat seperti ini?” keluh Pangeran Purna. Apa boleh buat, Pangeran Purna harus melanjutkan berburunya sebelum senja tiba. Tetapi, bukannya mendapatkan hewan buruan, Pangeran Purna malah tersesat jauh ke dalam Hutan Gelam. Berjalan tak tentu arah, itulah keadaan Pangeran Purna sekarang.
    Lama setelah Pangeran Purna menelusuri Hutan Gelam, keberuntungan telah menghampiri. Sebuah rumah kecil yang kokoh berdiri di pinggir jalan jalan setapak di antara pepohonan hutan. Pangeran Purna sangat senang dengan adanya rumah itu dan berharap bisa mendapatkan makanan. Pangeran Purna berdiri di depan rumah yang beratapkan rumput ilalang dan dindingnya terbuat dari rajutan bambu. Tetapi, Pangeran tidak memerhatikan itu. Dia langsung saja mengetuk pintu rumah tua itu dan menunggu seseorang membukanya.
    Ternyata, seorang nenek tua yang berambut gimbal membukakan pintu untuk sang pangeran. Wajahnya sudah keriput dan tubuhnya kurus kerontang. Bajunya compang camping dan tidak layak dipakai lagi. Selain itu, tubuh si nenek membuat pangeran menutup hidungnya. Baunya busuk... sekali!
    “ada apa anak muda sepertimu mau berkunjung ke rumah nenek yang sudah tidak layak ini?” tanya nenek dengan suara parau.
    “nek, aku ingin meminta makan dan minum jika nenek punya.” Pinta Pangeran Purna. “masuklah, nak!” nenek tua itu mempersilahkan Pangeran Purna masuk. Pangeran Purna sangat terkejut dengan apa yang ada di dalam rumah nenek tersebut. Patung patung wanita yang berlapiskan emas terdapat di setiap sudut sudut rumah. Kucing kucing berbulu hitam mengeong di atas sebuah sofa yang besar. “duduklah, dulu. Aku akan mengambilkan engkau makanan.” Nenek itu meninggalkan Pangeran Purna sendirian di ruang tamu.
    Beberapa saat kemudian, nenek itu sudah kembali dengan sebuah hidangan yang lezat. Air liur Pangeran Purna nyaris menetes karena melihat sup dan jus jeruk yang berada di depannya itu. “makanlah, nak. Hanya ini yang kupunya untuk dihidangkan..” nenek itu kembali ke dalam dapur dengan langkah cepat. Pangeran Purna bingung dan jijik melihat sup yang dihidangkan nenek tersebut. Warna kecoklatan dan lumut yang menempel pada mangkuk sup disertai bau menyengat yang membuat hidung Pangeran Purna terasa menciut. Tetapi karena merasa sangat lapar, maka Pangeran Purna langsung meneguk sup itu.
    Tiba – tiba, sesuatu ajaib terjadi. Rumah tersebut berubah menjadi sangat bersih dan sangat indah. Nenek tua tersebut dikelilingi oleh serbuk berkilauan dan seketika dia berubah menjadi seorang Putri yang sangat cantik.
    “aku dikutuk menjadi nenek tua yang jelek oleh seorang penyihir yang tidak suka kepadaku. Kutukan itu akan hilang jika seorang Pangeran datang berkunjung di rumahku dan memakan salah satu hidangan yang aku hidangkan untuknya.” Jelas tuan putri setelah pangeran bertanya kepadanya. Akhirnya, mereka hidup bahagia di istana itu, selamanya.
*********************************************************************************************************************
Full prince is a spoiled and easy to fear the animal wild animals. In addition, he is not very good at hunting. Thus, Prince Full always escorted by troops trained forces loyal to protect Prince Full time practicing hunting.One day, as usual, Prince Full goodbye to his father, King Kawi to go to practice hunting. But this time, Prince Full does not want his troops troops escorted him again. "But the prince. Forest is a dangerous place for you. "Clearly King Kawi. Prince Full consistently denied and wanted to go hunting alone."I'm pretty good at hunting, Father! Trust me! "Begged the Prince Full.Since there is no other choice, King Prince Full Kawi finally allowed to hunt alone. But not only that, the King sent an army Kawi trained to protect Prince Full discreetly silent.With some of the armor, the Prince rode Full and go off to the Forest Gelam behind the palace. Full Prince for a long time do not get a game worthy of his time, until finally he intends to rest under a large oak tree. He tied his horse in one of the oak tree and sat down to rest with ease.He feels the breeze makes the eyes Prince Full become heavy. Recently entered the realm of sleep, he was awakened by hunger that made his stomach rumbling. "Why be hungry when my stomach like this?" Lamented Prince Full. What can make, Prince Full must continue hunting before dusk. But, instead of getting the game, Prince Full even lost deep into the forest Gelam. Walking to nowhere, that's the state of Prince Full now.Shortly after Prince Full trace Forest Gelam, luck has been approached. A sturdy little house that stood on the sidewalk path between the forest trees. Prince Full extremely pleased with the house and hoping to get food. Full Prince stands in front of thatched grass roof houses and walls made of woven bamboo. But Prince did not notice it. He just knocked on the door of the old house and waited for someone to open it.Apparently, a dreadlocked old grandmother opened the door to the prince. His face was wrinkled and thin baked. His clothes were ragged and worn no longer feasible. In addition, the body of the prince's grandmother made her nose. It smells rotten ... once!"What young people like you want to visit grandma's house that was not worth it?" Said the grandmother with a husky voice."Grandma, I want to ask for food and water if the grandmother had." Pinta Prince Full. "Come on in, boy!" The old grandmother invited Prince Full entry. Full Prince was very surprised by what is in the grandmother's house. Encrusted statue of a golden statue of a woman found in every corner of the house. Black cat meowing cat on a large sofa. "Sit down, first. I'll get you food. "She was leaving Prince Full alone in the living room.Moments later, the old woman's back with a delicious meal. Full Prince of saliva almost dripped seeing soup and orange juice that is in front of it. "Eat, my son. This is only a kupunya to serve .. "the old woman back into the kitchen at a rapid pace. Prince Full confused and disgusted to see the grandmother served soup. Brownish color and moss attached to the bowl of soup with a stench that makes your nose feel Prince Full shrunk. But because he felt very hungry, then Prince Full sip the soup directly.Arrived - arrive, something magical happens. The house was turned into a very clean and very beautiful. Old grandmother is surrounded by sparkling powder and once he turned into a very beautiful princess."I'm doomed to be an ugly old woman by a witch who does not like me. The curse would be lost if a prince came to visit at my house and eat one dish that I serve him. "Obviously, the prince asked the princess after him. Finally, they lived happily in the palace, forever. (google translate)

Sabtu, 25 Februari 2012

Belajar dari Tango

“ma, aku pulang!” Andien membuka sepatunya, melempar tasnya begitu saja dan masuk di dalam kamarnya. Mama yang baru saja selesai memasak makanan untuk makan siang menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah Andien. Kamar Andien berantakan, pakaian tercecer dimana mana, dan Andien kerjanya smsaaaann..... terus!! Mama pusing melihat tingkah Andien.
    “Andien, mengapa sih, kamu tidak pernah mau membereskan barangmu dengan baik?” tanya Mama sambil meletakkan sepatu Andien yang berserakan satu sama lainnya.
    Andien hanya menoleh sebentar, lalu kembali smsan lagi.
    Mama sangat kesal. Tanpa pikir panjang, Mama langsung merampas hp Andien dari tangan Andien. “ma, kembalikan!!” Andien berusaha mengambil paksa hpnya dari mama. “tidak akan Mama kembalikan sampai kamu bisa belajar dari Tango!” Mama keluar dari kamar Andien yang berantakan dan meninggalkan Andien yang setengah lesu.
    Belajar? Tango? Mengapa aku harus belajar dari Tango? Pikir Andien dalam hatinya sambil terus melamun. “ma, apa maksud mama tadi?” Andien menemui ibunya yang sedang melahap makan siang dengan nikmatnya. Mama tidak menjawab dan terus makan sambil tidak memerhatikan Andien. Seketika, suasana menjadi hening di ruang makan. Andien terus memikirkan apa yang dimaksud oleh mamanya.
    Hari sudah larut malam, Andien masuk ke dalam kamarnya. Kamarnya begitu berantakan, seperti kapal pecah. Walau tau begitu, Andien tetap tidak mau membereskan kamarnya. Dia sangat malas, apalagi harus membersihkan kamarnya yang begitu besar. Karena merasa sumpek, Andien membuka jendela kamarnya. Tampak pohon pohon belakang rumahnya kering kerontang dan tinggallah batang batang tanpa daun yang tertiup angin. Andien mulai merasa iba dengan keadaan rumahnya.
Tapi, Andien berfikir lagi. “tetapi, mengapa harus aku semua yang mengerjakan semuanya?”
    Dua tahun yang lalu, ayah Andien mengalami kecelakaan dan meninggal. Ibu Andien seorang karyawan swasta, sementara Andien tidak mempunyai saudara. Keadaan itulah yang membuat Andien kesulitan untuk mengurus semua yang ada di rumahnya.
    Tanpa disadari, “lalala... turidam.. ridam...” suara seseorang laki laki yang sedang bernyanyi terdengar dari seberang jendela kamar Andien.
    Andien baru teringat oleh hal itu. Begitu menyadarinya, Andien langsung melompat dari kamarnya dan menuju ke kamar mamanya. “mama, aku sudah mengerti apa yang mama maksud!” “mulai sekarang, aku akan belajar dari Tango!” Andien memeluk mamanya. Mama masih terbengong dengan perilaku Andien yang sigap itu.
    Esoknya, pagi sekali, mama Andien bangun untuk bersiap berangkat ke kantor. Tetapi, mama begitu terkejut melihat isi rumah yang sangat bersih. Lantai rumah sudah disapu, meja dan kursi tertata rapi, begitu juga kamar Andien yang sangat bersih.
    Ternyata betul, Andien sudah belajar dari Tango.
    Tango adalah tetangga baru Andien yang datang seminggu yang lalu. Keadaan Tango sama dengan Andien. Ayah dan ibunya tinggal di luar negeri untuk bekerja. Kakaknya bersekolah di luar kota dan dia tinggal dengan pembantunya, Bi Asri. Walau begitu, Tango begitu pembersih, tidak seperti Andien.
    Andien baru menyadarinya begitu melihat Tango yang lagi membersihkan kamar melalui jendela kamarnya tadi malam.
“kan jendela kamar Andien berseberangan dengan jendela kamar Tango.... jadi, mama berharap Andien bisa melihat apa yang Tango lakukan setiap hari!” jelas mama kepada Andien begitu Andien bertanya mengapa mama tau Andien bisa belajar dari Tango walau dari jarak jauh.
********************************************************************************************************
"Ma, I'm home!" Andien off his shoes, threw his bag away and went in his room. Mama had just finished cooking the food for lunch shook his head when he saw Andien behavior. Andien messy rooms, clothes scattered everywhere, and it works Andien smsaaaann ..... continues! Mama Andien dizzy looking behavior."Andien, why the heck, you never want to clean up your things well?" Mom asked as she put the shoes scattered Andien each other.Andien only looked briefly, then back again smsan.Mama was so upset. Without thinking, Mama instantly snatched from the hands Andien Andien hp. "Ma, return!" Andien tried to take forcible hpnya from mama. "Mama will not return until you can learn from the Tango!" Mama out of the room is a mess and leave Andien Andien a half lethargic.Learn? Tango? Why should I learn from the Tango? Andien thought to himself as he continued dreamily. "Ma, mama mean what was that?" Andien meet his mother who was eating lunch with pleasure. Mama did not answer and continued to eat while not noticing Andien. Instantly, a quiet atmosphere in the dining room. Andien kept thinking about what is meant by his mother.It was late evening, Andien into his room. Her room is so messy, like a broken vessel. Although tau is so, Andien still would not clean his room. He is very lazy, let alone had to clean his room is so big. Feeling cramped, Andien opened his bedroom window. Tree looks barren trees behind his house and stay with stem stem without leaves in the wind. Andien began to feel sorry for her home state.But, Andien think again. "But, why should I do all that it?"Two years ago, my father had an accident and died Andien. Mother Andien a private employee, while Andien not have relatives. Circumstances that make it difficult to take care of all Andien in the house.Without realizing it, "lalala ... turidam .. ridam ... "the voice of one man who was singing sounded from across the room window Andien.New Andien remembered by it. Once realized, Andien immediately jumped out of his room and into the room moms. "Mom, I already know what you mean mama! '" From now on, I will learn from the Tango! "Andien hugging her mother. Mama still terbengong with an alacrity that Andien behavior.The next day, morning, wake up mama Andien to get off to work. But, mama was so surprised to see the house very clean. Floor of the house had been swept, tables and chairs arranged neatly, as well as rooms are very clean Andien.It turned out very well, Andien have learned from the Tango.Tango is the new neighbor Andien who arrived a week ago. Tango with Andien circumstances. Father and his mother lived overseas for work. Her brother went out of town and he lived with his aides, Bi Asri. However, Tango is so cleansing, unlike Andien.Andien realized once again see that Tango clean room through her window last night."Andien his bedroom window opposite the Tango bedroom window .... so, mama hope Andien Tango can see what to do every day! "said mama told Andien so Andien tau Andien ask why mommy can learn from the Tango even from a distance. (Google Translate)

Maggie jadi Cinderella

“Ma, Maggie merusak kapas kecantikanku!” teriak Anya dari belakang kamar. Mama lalu berlari menemui Anya. “ada apa sih, sayang?” tanya Mama sambil mengelus kepala Anya. “ini nih! Maggie merobek kapas kecantikanku untuk dijadikan rambut boneka Cinderellanya!” lapor Anya sambil menunjuk Maggie kecil yang sibuk memasang kapas kecantikan kakaknya di kepala boneka buatannya sendiri.
Mama menggeleng. “Anya, seharusnya kamu bangga dengan adikmu! Dia sudah bisa membuat boneka sendiri.” Mama lalu membantu memasangkan kapas kecantikan Anya di kepala boneka Cinderella Maggie. “sudah jadi!” Maggie lalu berterima kasih kepada Mama dan berlari menuju kamarnya.
Anya menggerutu dengan raut muka cemberut. “ma, harusnya mama tidak membiarkan Maggie bermain boneka! Umurnya sudah 8 tahun..” Mama memungut kuas pipi yang berserakan di lantai kamar Anya. “Anya, dulu waktu kamu berumur seperti adikmu, kamu juga masih bermain boneka. Tapi, sekarang kamu sudah dewasa sekali. Maklumilah adikmu juga.” Anya mengangguk. Sekarang, mama berhasil lagi mendiamkan Anya yang sifatnya agak sedikit naif.
Maggie berumur 8 tahun dan suka sekali bermain boneka. Terutama tokoh Cinderella adalah tokoh boneka favoritnya selain Barbie. Hampir setiap hari, Maggie menghabiskan waktu hanya untuk bermain boneka di dalam kamarnya. Sementara Anya adalah kakak Maggie yang berumur 14 tahun. Dia terlihat sangat  dewasa dan suka menggerutu dengan ulah kekanak kanakan adiknya.
Di suatu sore yang cerah, tidak sengaja Maggie melihat sebuah kotak aneh yang terlalaikan di atas lantai. “kotak apa ini?” tanya Maggie sambil bergegas membawanya menuju kamarnya. Setelah dibuka, ternyata isinya adalah peralatan make up kakaknya. Maggie ingin mengembalikannya dan dia bergegas menuju kamar Anya. “hei! Kau mengambilnya ya?” tuduh Anya dengan menggerutu lagi. “tidak, kak! Aku menemukannya di lantai, aku sumpah!” Maggie menunduk.
Anya mempreteli  peralatan make up nya. Maggie menatap ulah kakaknya itu dengan cermat. Rupanya, ada peralatan yang jika bagian bawahnya diputar, maka sesuatu berwarna merah terang keluar dari ujung yang satunya. Dan benda itu dioleskan di bibir dengan lembut.
Lalu, ada benda yang ujungnya berbulu jarang jarang dan bisa di ulirkan di bulu mata. “apa nama benda ini, kak?” tanya Maggie sambil mempraktikan setiap gerak kakaknya. “jangan! Itu namanya maskara, kalau tidak hati hati nanti bisa masuk ke dalam mata..” Anya merampas maskara dan peralatan make up lainnya dari tangan Maggie. Tapi, “kau...” Anya tidak percaya dengan muka adiknya yang sangat cantik. “adik, kau berdandan sendiri?” Maggie tersenyum dengan bibir penuh lipstick.
“apa aku mirip Cinderella, sekarang?” Maggie berputar dan memperlihatkan hasil dandanannya sendiri. Mama tidak sengaja lewat di depan kamar Anya dan melihat muka Maggie dengan dandanan hampir sempurna. “ma, lihat! Aku berdandan sendiri.” Maggie sekali lagi memamerkan mukanya yang cantik.
Mama memeluk Anya dan Maggie. “lihat, kan Anya. Adikmu juga bisa jadi orang dewasa. Makanya, sekarang kamu jangan mengatakan adikmu kekanak kanakan lagi, ya!” Anya tersenyum dan menatap Maggie dengan muka berseri seri. Setidaknya, Cinderella tidak kekanak kanakan, perkataan itu muncul di benak Maggie. “kalau, Princess Aurora?” Anya memperlihatkan koleksi pita dan sepatu bergambar Princess Aurora miliknya. Semua tertawa senang.
 
***********************************************************************************
"Ma, Maggie damaging cotton beauty!" Anya shouted from the back of the room. Mama then ran to Anya. "What's wrong, honey?" Mama asked, stroking the head of Anya. "This ya! Maggie beauty to be ripped cotton Cinderellanya doll hair! "Anya reports pointing to a busy little Maggie put cotton in her sister's beauty homemade doll's head.Mama shook her head. "Anya, you should be proud of your sister! He was able to make their own doll. "She then helps pair of cotton beauty on Anya's head Maggie Cinderella doll. "Ready-made!" Maggie and thank my mother and ran to her room.Anya muttered with sullen faces. "Ma, mama should not let Maggie playing with dolls! He's been 8 years .. "She picked up a brush cheeks scattered on the floor of Anya. "Anya, once when you are old like your sister, you are still playing with dolls. But, once you're an adult now. Maklumilah brother also. "Anya nodded. Now, my mother managed to squelch Anya again that nature is a bit naive.Maggie was 8 years old and loves to play dolls. Especially the character Cinderella is her favorite character other than Barbie dolls. Almost every day, Maggie spent time just to play with dolls in her room. While Anya is the sister Maggie, 14 years old. She looks very mature and like to indulge in this childish act of grumbling by his brother.On a sunny afternoon, Maggie accidentally saw a strange box that terlalaikan on the floor. "What is this box?" Said Maggie as she rushed him to his room. Once opened, it turns out it was her sister's make-up equipment. Maggie wanted to return it and he hurried to the room Anya. "Hey! You took it? "Accused Anya with grumbling again. "No, kak! I found it on the floor, I swear! "Maggie looked down.Anya stripping her makeup equipment. Maggie looked at her brother's act carefully. Apparently, there is equipment that if the bottom track, then something out of the red light the other end. And it was smeared on the lips gently.Then, there are things that are rare and seldom feathered edges can ulirkan on eyelashes. "What is the name of this thing, kak?" Said Maggie as she practiced her sister's every move. "Do not! It's called mascara, if not careful can eventually enter into the eye .. "rob Anya mascara and other makeup tools from the hands of Maggie. But, "you ..." Anya did not believe her sister is very pretty face. "Younger, you dressed yourself?" Maggie smiled with full lips lipstick."What I look like Cinderella, now?" Maggie spins and show the results of its own makeup. Mama do not accidentally passing in front of the room to see Anya and Maggie face with makeup is almost perfect. "Ma, look! I dress myself. "Maggie once again showing off that beautiful face.Anya hugged Mama and Maggie. "See, is not Anya. Your brother can also be an adult. So, now you do not tell your sister again indulge in this childish, yes! "Anya smiled and looked at Maggie with a shining face of the series. At least, Cinderella does not indulge in this childish, words that come to mind Maggie. "If, Princess Aurora?" Anya shows a collection of ribbons and his shoes pictorial Princess Aurora. All laughed happily. (Google Translate)