Seorang anak kecil meletakkan sebuah kotak krayon yang baru saja ia beli di atas meja belajarnya. Sebelum dia ingin menggambar, dia berpikir, “bagaimana kalau aku bermain dulu. Kalau sudah selesai bermain, baru aku mulai menggambar.” Dia kemudian beranjak keluar dari kamarnya. Ajaibnya, sesuatu dari dalam kotak krayon keluar. “akhirnya, kita bebas!” kata sebuah krayon berwarna merah. Krayon yang lain menyusul keluar, bergerak dan dapat hidup.
Rupanya, sebuah krayon berwarna putih naik dan berdiri di atas beberapa tumpukan buku. Tentunya, itu menarik perhatian krayon yang lainnya. “wahai sahabat sahabat krayonku, lihatlah warnaku yang putih bersih ini. Sungguh suci dan terhindar dari noda noda berwarna..” krayon lainnya hanya mengerutkan dahi ketika mendengar perkataan krayon putih. Tidak semua krayon yang mendengarkan perkataan si putih. Maka, si putih mencari akal untuk menarik semua perhatian krayon. “wahai sobatku, janganlah sampai kalian berwarna seperti si hitam itu!” si hitam terkejut mendengar perkataan si putih yang menyinggung. “sungguh kotor, hitam, tidak sebersih aku.. Bagaimana bisa warnanya sampai sehitam itu?”
Si hitam hanya tertunduk malu. “hei, putih! Janganlah kamu menyombongkan dirimu! Karena sesungguhnya kita semua sesama krayon..” si hijau menasihati si putih. Si putih bertolak pinggang. Dia tersenyum puas telah mendapat perhatian dari para krayon. Dari balik pintu, terdengar suara anak tadi. Semua krayon kembali ke dalam kotaknya. Di dalam kotak, si putih masih saja menyombongkan diri. “pasti nanti aku yang akan dipilih duluan oleh si anak. Siapa juga yang akan memilih si hitam yang penuh noda?” sekali lagi, hitam malu dan nyaris menyembunyikan dirinya.
Tapi, ketika si anak mengambil kertas dan membuka kotak krayonnya, anak kecil itu memilih si hitam terlebih dahulu.”aku ingin menggambar bunga di padang rumput.” Si putih begitu kaget dan tidak percaya begitu melihat si hitam di pakai untuk menggambar paling dahulu. “kemudian, warna merah untuk mewarnai kelopak bunganya.” Terkejutnya lagi si putih bahwa bukan dia yang dipilih setelah si hitam. Si putih berfikir, pasti setelah ini yang dipilih adalah aku.. “dan warna hijau untuk batang dan daunnya.” Si putih akhirnya menghela napas panjang setelah tau dirinya tidak dipilih oleh si anak.
Setelah menempel gambarnya di dinding kamar, si anak mematikan lampu dan beranjak ke atas tempat tidur untuk tidur siang. Semua krayon keluar lagi dari kotaknya. Mereka mengobrol dan kembali bermain. Hanya si putih yang mengasingkan dirinya di samping tempat pensil sambil menangis tersedu sedu.
Dan.. sesuatu yang hangat menggenggam tangannya. “ayo, putih kita bermain bersama.” Tak disangka, yang mengajak main putih adalah si hitam. Mereka akhirnya bermain bersama. Di dalam hati kecil si putih, dia mengucapkan permintaan maaf kepada si hitam.
***************************************************************************************************************
A little boy put a box of crayons that he had just purchased at the desk. Before he wanted to draw, he thought, "what if I play first. When you finish playing, then I started to draw. "He then went out of his room. Miraculously, something out of the crayon box. "Ultimately, we are free!" Said a red crayon. The others will come out crayons, move and be alive.Apparently, a white crayon up and stood on a pile of books. Of course, it attracted the attention of the other crayons. "O friend of friends krayonku, look at my color is pure white. It's sacred and protected from stains color stains .. "more crayons only frowned when he heard the words of a white crayon. Not all who hear the words of the crayon and white. Thus, the white look for a way to attract all the attention crayons. "O my dear, until you do not like the color black!" The black and white was surprised to hear the offending words. "Really dirty, black, not as clean as I .. How can the color to black as it is? "The black just shy downcast. "Hey, White! Do you boast about yourself! Because actually we are all fellow crayons .. "the counsel of the green and white. The white hands on her hips. He smiled with satisfaction has received attention from the crayons. From behind the door, the boy's voice. All the crayons back into the box. Inside the box, the white is just bragging. "I'll definitely be selected first by the child. Anyone who would choose the black-stained? "Once again, black shy and almost hides itself.But,
when the boy took the paper and opened the crayon box, the little boy
chose the first black. "I want to draw a flower in a meadow." The white
was so shock and disbelief at the sight of the black man in wear for the
first draw. "Then, the red color to color the petals." Shocked again the white that he was not selected after the black. The white thinking, surely this is selected after me .. "And the color green for the stems and leaves." The White finally took a deep breath after know he was not chosen by the child.After sticking the pictures on the walls of the room, the boy turned off the lights and went to the bed for a nap. All the crayons out of the box again. They chat and play again. Only alienate the white pencil beside him wept bitterly.And .. something to warm her hands. "Come on, white we play together." Not unexpectedly, the main take is the black and white. They end up playing together. In the hearts of the little white, she would like an apology to the black. (google translate)
Sabtu, 03 Maret 2012
Si Putih yang Sombong
Diposting oleh Gina di 01.11Putri Buruk Rupa
Diposting oleh Gina di 01.09
Pangeran Purna adalah seorang yang manja dan mudah takut akan hewan hewan buas. Selain itu, dia tidak pandai berburu. Maka dari itu, Pangeran Purna selalu dikawal oleh pasukan pasukan terlatih yang setia melindungi Pangeran Purna saat berlatih berburu.
Suatu hari, seperti biasa, Pangeran Purna pamit kepada ayahandanya, Raja Kawi untuk pergi berlatih berburu. Tetapi kali ini, Pangeran Purna tidak ingin pasukan pasukannya mengawalnya lagi. “tetapi, pangeran. Hutan adalah tempat yang berbahaya untukmu.” Jelas Raja Kawi. Pangeran Purna tetap membantah dan ingin pergi berburu sendirian.
“aku sudah cukup pandai berburu, Ayahanda! Percayalah padaku!” pinta Pangeran Purna.
Karena tidak ada pilihan lain, Raja Kawi akhirnya mengijinkan Pangeran Purna untuk berburu sendirian. Tetapi tidak hanya itu, Raja Kawi mengutus seorang pasukan yang terlatih untuk melindungi Pangeran Purna secara diam diam.
Dengan beberapa perlengkapan senjata, Pangeran Purna menunggangi kudanya dan pergi berangkat menuju Hutan Gelam di belakang istana. Lama sekali Pangeran Purna tidak mendapatkan seekor buruan yang pantas untuk dia buru, hingga akhirnya dia berniat untuk beristirahat di bawah sebuah pohon Ek yang cukup besar. Dia mengikat kudanya di salah satu batang pohon Ek lalu duduk beristirahat dengan santai.
Angin sepoi yang dia rasakan membuat mata Pangeran Purna menjadi berat. Baru saja memasuki alam tidur, dia dibangunkan oleh rasa lapar yang membuat perutnya keroncongan. “mengapa perutku menjadi lapar disaat seperti ini?” keluh Pangeran Purna. Apa boleh buat, Pangeran Purna harus melanjutkan berburunya sebelum senja tiba. Tetapi, bukannya mendapatkan hewan buruan, Pangeran Purna malah tersesat jauh ke dalam Hutan Gelam. Berjalan tak tentu arah, itulah keadaan Pangeran Purna sekarang.
Lama setelah Pangeran Purna menelusuri Hutan Gelam, keberuntungan telah menghampiri. Sebuah rumah kecil yang kokoh berdiri di pinggir jalan jalan setapak di antara pepohonan hutan. Pangeran Purna sangat senang dengan adanya rumah itu dan berharap bisa mendapatkan makanan. Pangeran Purna berdiri di depan rumah yang beratapkan rumput ilalang dan dindingnya terbuat dari rajutan bambu. Tetapi, Pangeran tidak memerhatikan itu. Dia langsung saja mengetuk pintu rumah tua itu dan menunggu seseorang membukanya.
Ternyata, seorang nenek tua yang berambut gimbal membukakan pintu untuk sang pangeran. Wajahnya sudah keriput dan tubuhnya kurus kerontang. Bajunya compang camping dan tidak layak dipakai lagi. Selain itu, tubuh si nenek membuat pangeran menutup hidungnya. Baunya busuk... sekali!
“ada apa anak muda sepertimu mau berkunjung ke rumah nenek yang sudah tidak layak ini?” tanya nenek dengan suara parau.
“nek, aku ingin meminta makan dan minum jika nenek punya.” Pinta Pangeran Purna. “masuklah, nak!” nenek tua itu mempersilahkan Pangeran Purna masuk. Pangeran Purna sangat terkejut dengan apa yang ada di dalam rumah nenek tersebut. Patung patung wanita yang berlapiskan emas terdapat di setiap sudut sudut rumah. Kucing kucing berbulu hitam mengeong di atas sebuah sofa yang besar. “duduklah, dulu. Aku akan mengambilkan engkau makanan.” Nenek itu meninggalkan Pangeran Purna sendirian di ruang tamu.
Beberapa saat kemudian, nenek itu sudah kembali dengan sebuah hidangan yang lezat. Air liur Pangeran Purna nyaris menetes karena melihat sup dan jus jeruk yang berada di depannya itu. “makanlah, nak. Hanya ini yang kupunya untuk dihidangkan..” nenek itu kembali ke dalam dapur dengan langkah cepat. Pangeran Purna bingung dan jijik melihat sup yang dihidangkan nenek tersebut. Warna kecoklatan dan lumut yang menempel pada mangkuk sup disertai bau menyengat yang membuat hidung Pangeran Purna terasa menciut. Tetapi karena merasa sangat lapar, maka Pangeran Purna langsung meneguk sup itu.
Tiba – tiba, sesuatu ajaib terjadi. Rumah tersebut berubah menjadi sangat bersih dan sangat indah. Nenek tua tersebut dikelilingi oleh serbuk berkilauan dan seketika dia berubah menjadi seorang Putri yang sangat cantik.
“aku dikutuk menjadi nenek tua yang jelek oleh seorang penyihir yang tidak suka kepadaku. Kutukan itu akan hilang jika seorang Pangeran datang berkunjung di rumahku dan memakan salah satu hidangan yang aku hidangkan untuknya.” Jelas tuan putri setelah pangeran bertanya kepadanya. Akhirnya, mereka hidup bahagia di istana itu, selamanya.
*********************************************************************************************************************Full prince is a spoiled and easy to fear the animal wild animals. In addition, he is not very good at hunting. Thus, Prince Full always escorted by troops trained forces loyal to protect Prince Full time practicing hunting.One day, as usual, Prince Full goodbye to his father, King Kawi to go to practice hunting. But this time, Prince Full does not want his troops troops escorted him again. "But the prince. Forest is a dangerous place for you. "Clearly King Kawi. Prince Full consistently denied and wanted to go hunting alone."I'm pretty good at hunting, Father! Trust me! "Begged the Prince Full.Since there is no other choice, King Prince Full Kawi finally allowed to hunt alone. But not only that, the King sent an army Kawi trained to protect Prince Full discreetly silent.With some of the armor, the Prince rode Full and go off to the Forest Gelam behind the palace. Full Prince for a long time do not get a game worthy of his time, until finally he intends to rest under a large oak tree. He tied his horse in one of the oak tree and sat down to rest with ease.He feels the breeze makes the eyes Prince Full become heavy. Recently entered the realm of sleep, he was awakened by hunger that made his stomach rumbling. "Why be hungry when my stomach like this?" Lamented Prince Full. What can make, Prince Full must continue hunting before dusk. But, instead of getting the game, Prince Full even lost deep into the forest Gelam. Walking to nowhere, that's the state of Prince Full now.Shortly after Prince Full trace Forest Gelam, luck has been approached. A sturdy little house that stood on the sidewalk path between the forest trees. Prince Full extremely pleased with the house and hoping to get food. Full Prince stands in front of thatched grass roof houses and walls made of woven bamboo. But Prince did not notice it. He just knocked on the door of the old house and waited for someone to open it.Apparently, a dreadlocked old grandmother opened the door to the prince. His face was wrinkled and thin baked. His clothes were ragged and worn no longer feasible. In addition, the body of the prince's grandmother made her nose. It smells rotten ... once!"What young people like you want to visit grandma's house that was not worth it?" Said the grandmother with a husky voice."Grandma, I want to ask for food and water if the grandmother had." Pinta Prince Full. "Come on in, boy!" The old grandmother invited Prince Full entry. Full Prince was very surprised by what is in the grandmother's house. Encrusted statue of a golden statue of a woman found in every corner of the house. Black cat meowing cat on a large sofa. "Sit down, first. I'll get you food. "She was leaving Prince Full alone in the living room.Moments later, the old woman's back with a delicious meal. Full Prince of saliva almost dripped seeing soup and orange juice that is in front of it. "Eat, my son. This is only a kupunya to serve .. "the old woman back into the kitchen at a rapid pace. Prince Full confused and disgusted to see the grandmother served soup. Brownish color and moss attached to the bowl of soup with a stench that makes your nose feel Prince Full shrunk. But because he felt very hungry, then Prince Full sip the soup directly.Arrived - arrive, something magical happens. The house was turned into a very clean and very beautiful. Old grandmother is surrounded by sparkling powder and once he turned into a very beautiful princess."I'm doomed to be an ugly old woman by a witch who does not like me. The curse would be lost if a prince came to visit at my house and eat one dish that I serve him. "Obviously, the prince asked the princess after him. Finally, they lived happily in the palace, forever. (google translate)
Subscribe to:
Postingan (Atom)